Wednesday, August 29, 2012

Spontanitas itu perlu, sesekali waktu.

Sekali waktu..
Sedikit spontanitas dalam hidup ini terasa menyenangkan. Bahkan merupakan suatu hal yang perlu; sekali waktu. Tidak segala-galanya harus ringkas dan persis sama. Mencobalah untuk sedikit lebih bebas, luwes, tidak kaku, bermain-main, dan lepas..

Kekhawatiran itu tak menjadikan sebuah persoalan membesar, hanya dirimu sendiri saja yang mengerdil. Tenang saja. Tugasmu kan cuma berikhtiar dan ujung sana balasan kebaikan yang setimpal sedang menantimu.

Kau tau kan kawan..
Kapal di pelabuhan itu memang aman,
tapi bukan itu maksud dibuatnya kapal..

Wednesday, August 22, 2012

Mendefinisikan Dewasa

Banyak orang yang membicarakan kedewasaan, tapi tak banyak yang menguraikan kedewasaan itu sendiri. Hampir tiap remaja pasti pernah dinasihati agar berusaha menjadi manusia yang dewasa. Dewasa bagi remaja mungkin ibarat terminal bagi sebuah bus. Begitu setidaknya kata teman saya dalam twitternya.
Begitu seringnya dibicarakan, tak membuat dewasa menjadi sebuah kata yang jelas. Bahkan sampai saat ini belum saya temui penjelasan yang cukup memuaskan tentang definisi dewasa. Sebagian orang menganggap mendefinisikan istilah dewasa itu tidak penting, toh semua orang akhirnya juga dewasa sendiri dengan cara dan jalannya masing-masing, kata mereka.  Padahal, bagaimana bisa menjadi dewasa kalau definisi dewasa itu sendiri masih nisbi atau bahkan belum terdefinisi sama sekali. Pentingnya pendefinisian dewasa mungkin bisa sedikit terungkap dari tulisan teman saya dibawah ini:

"Bagaimana dewasa itu".. Perlukah?

 

  • @Mukhtar_alim benar sekali tapi orang itu berkumis dan matang serta sikapnya dewasa jg ada,,tidak perlu istilah karena memang sdh seharusnya 
  • @wisnu_yh (1) bukan begitu maksud saya.. menerangkan "bagaimana dewasa itu" sangatlah penting. krn ia seperti terminal dari Bus Remaja. 
  • @wisnu_yh (2) smw org mengalami kondisi remaja, tapi tdk smw org mengalami kondisi dewasa. scr psikologis dan kejiwaan, hal ini diakui..   
  • @wisnu_yh (3) ada orang yang mampu sampai kpd kondisi dewasa, tapi ada orang2 yang perkembangan emosi&mentalnya terhenti pd kondisi remaja.. 
  • @wisnu_yh (4) org2 yg terjebak pd tubuh tua, tapi psikologis&mental remaja ini menjadi masalah yang cukup pelik dan menyusahkan.. 
  • @wisnu_yh (5) masalah2, baik sosial maupun kesehatan,baik ksehatan fisik ataupun kjiwaan,yg biasanya bisa mudah diatasi,bisa jd sangat susah 
  • @wisnu_yh (6) dgn mngetahui "bagaimana dewasa itu" akan mmberi pedoman utk para remaja shg mreka g trjebak dlm masalah pncarian jati diri. 
  • @wisnu_yh (7) para remaja snantiasa dididik, dipaksa, dan ditekan utk mnjadi dewasa, tapi yg mendidik tak memberi tau bgmn dewasa itu.. 
  • @wisnu_yh (8) itu sperti printah saat oprasi apendisitis "cari dan potong apendixnya" | "apendix itu yg bgmn?" | "pokoknya cari dan potong!" 
  • @wisnu_yh (9) pd akhirnya, krn proses mncari itu brada dibawah tkanan, mreka menyerah & memotong asal2an. susah klo yg dipotong adl jantung. 
  • @wisnu_yh (10) klo salah, fatal akibatnya. itulah saya rasa betapa pentingnya menjelaskan dewasa itu bagaimana. 
  • @wisnu_yh (11) slama ini penjelasan dewasa itu sangat abstrak, kurang riil.. Beda dengan penjelasan tentang iman oleh Nabi. 
  • @wisnu_yh (12) "iman itu yg bgmn to?" jawabnya: iman adl engkau beriman kpd Allah, Malaikat, Kitab, Nabi, Hari Akhir, dan Takdir. Pasti... 
  • @wisnu_yh (13) tapi penjelasan ttg dewasa tak pernah sejelas dan seterang iman... untuk itulah kita perlu Nabi sbg guru dan panutan. 
  • @wisnu_yh (14) Klo untuk memahami dewasa saja, sesusah ini. Apalagi memahami agama, tanpa Nabi. Sekian. :) 
  • Mungkin, dewasa itu bisa menempatkan dirinya dengan tepat. ( @AviRamadhani , 2012)
  • Mungkin, dewasa itu bijak, bisa menimbang baik dan buruk dalam mengambil keputusan, buat dia & org lain. ( @ceump , 2012)
KESIMPULAN: "Mgkn, dewasa itu, bisa mnempatkan dirinya dg tepat. Bijak, bisa mnimbang baik&buruk dlm mngambil kputusan, utk dia & org lain."
 
 
 

Thursday, August 16, 2012

kidung

Kadang,
angan terbang jauh ke awan.
Rasa rindu kian menawan.
Dingin dan kelam remukkanku di dalam...

Kadang,
murung meluap tak terbendung.
rasa sesal semakin mengurung.
sejak kau pergi, berlari, dan menangis...

Meski telah jauh kau coba untuk sembunyi
suatu saat nanti akan kembali jua oleh cinta.


Dan kini kidung-kidung cinta seperti itulah yang kunyanyikan wahai kekasih..

sendirian

Kasih..
kisah kita tak dapat bersemi lagi.
Sampai nanti...
karena beda antara kita memupusnya....

aku ingin melepaskanmu bersama seluruh duka yang lainnya. pada akhirnya nanti waktu akan datang padamu atau lebih tepatnya padaku, untuk memahamkan keadaan dan kondisi hati, entah hatimu atau hatiku.
Dan kini aku jadi lebih sering ingin sendirian menapaki jalan kehidupan; tanpa musuh ataupun kawan. karena keramaian dan orang-orang yang menyemarakkan suaraku kemarin kini perlahan mulai pergi sendiri-sendiri meninggalkan aku sendirian; bersamamu tentunya. walau pada akhirnya ku tau pula bahwa dirimu hanyalah sebuah bayangan dalam pemikiran seseorang yang hampir gila karena terlalu banyak berpikir. dan kau pasti tau siapa dia. ya. aku.