Tuesday, September 3, 2013

Manusia akhirat..

"Seorang mukmin itu adalah manusia akhirat yang ditakdirkan jalan-jalan ke dunia untuk memperindah keindahan dunia.. Memayu hayuning bawana.."

LDR alias Long Distance Relationship

Tiap orang pernah merasakan cinta, kemudian membangun hubungan, dan berusaha mengekalkannya. Tak ada yang salah dengan cinta, tapi hubungan..? Kekal musnahnya cinta tergantung pada hubungan yang mengikatnya. Akad hubungan yang terjalin diantara para pencinta merupakan kunci dari efek yang mungkin dimunculkan oleh cinta. Bahagiakah atau deritakah? Sementarakah atau selamanyakah? Akad hubungan yang terjalinlah penentunya. Akad hubungan manakah yang bakal membahagiakanmu..?

Hubungan yang terjalin diantara para pencinta tak selamanya menjadi solusi penentram rasa di dalam jiwa mereka. Hubungan yang intim dan intens tentunya bisa menjadi penghubung dua rasa. Hubungan yang dekat tentu memberi kesan bahagia begitu melekat. Tapi hubungan yang jauh boleh jadi menjadi sumber penderitaan paling menyiksa di atas bumi ini.

Hubungan yang jauh ataupun Long Distance Relationship (LDR) boleh jadi merupakan sumber penderitaan dengan prevalensi paling banyak sepanjang masa. Begitu banyak kisah cerita, novel, roman, ataupun hikayat yang menyuguhkan duka deritanya. Romeo Juliet, Laila Majnun, hingga Hamid dan Zainab-nya Di Bawah Lindungan Ka'bah.

Hampir tiap orang pasti pernah mengalami LDR. Tak perlu dibantah. LDR kata seseorang bisa terjadi dalam dimensi tempat ataupun dimensi waktu. Betapa beratnya rasa dua jiwa yang sama-sama mencinta namun harus sama-sama merindu karena jauhnya jarak yang memisahkan ataupun waktu yang belum mempertemukan. Entah penderitaan apa saja yang bisa dialami oleh para pencinta dalam kisah LDR. Hampir-hampir tak berani dan tak bisa digambarkan duka cita, pedih lara, yang muncul LDR dalam hidup manusia.

Beruntunglah orang yang bisa mengelola LDR mereka. Menjadikan LDR sebagai lahan untuk olah jiwa dan olah raga sehingga ketika kemudian berjumpa dengan pencintanya, ia akan memberikan hadiah berupa pribadi yang lebih mulia dari sebelumnya.

Dan, merugi pula orang yang terpenjara dalam LDR-nya. Berhenti hanya sebatas elegi tanpa berusaha memperbaiki dan menguatkan tekad di hati. Meratapi orang di kejauhan, merepotkan orang yang berdekatan. Tak tersampaikan rasa kepada yang tercinta, ter-iba di antara sekitarnya.

Namun, senelangsa-nelangsanya para pelaku LDR mungkin adalah dua orang yang tidak saling menelepon, tidak saling SMS, BBM-an, dan tidak saling lain lain. Namun diam-diam keduanya saling mendoakan..

Itulah maka, mari kita syukuri hubungan kita. Kita doakan pelaku LDR ternelangsa yang ada di seluruh dunia. Dan, semoga hubungan kita adalah hubungan halal yang berpahala dan terjaga oleh koridor agama. (RL, 2013)