Thursday, June 24, 2010

Akar

akar itu jauh tertanam di dalam tanah. semakin dalam menghujam, semakin kokoh pohonnya.
sejenak memaknai peran diri ini. banyak yang telah menyatakan, bahwa peran diri ini, saat ini adalah layaknya akar dari sebuah pohon.
akar yang tak terlihat dari luar, tapi orang yakin akan keberadaannya. akar yang tertanam dalam, tapi orang percaya akan fungsinya. akar yang mengalirkan nutrisi, akar yang menghisap air, akar yang menyerap berbagi zat gizi dari perut bumi, untuk membuat pohon itu semakin tegar dan segar, daunnya hijau merona, meneduhkan. buahnya ranum menggoda, menggairahkan. sungguh, amat baik amal si akar ini, sungguh amat mulia kerja si akar ini.
tetapi, akar harus sadar. orang-orang, jarang sekali akan menyebut kebaikannya, menyebut jasa-jasanya. karena memang, secara fisik, akar ini tertimbun tanah, tak terlihat kasat mata. memang sewajarnya, ketika orang melihat pohon, maka yang 'dipuji' adalah buahnya yang begitu banyak, daunnya yang hijau meneduhkan dan pohonnya yang segar dan tegar. ya, itulah perannya akar. banyak jasanya, namun jarang dilihat, jarang disebut, jarang dibahas tentang amal-amalnya.
akan berbeda kejadiannya, ketika tiba-tiba saja pohon itu tidak lagi berbuah banyak. pohon itu enggan berbuah. berbuah pun, bentuknya tidak sempurna. tiba-tiba saja, daunnya banyak yang menguning, tak lagi meneduhkan. bahkan, daun-daun itu rontok satu per satu. meranggaslah pohon itu. yang dilihat orang pertama kali adalah buahnya yang tidak lagi banyak, daunnya yang tidak lagi hijau dan rontok satu per satu. orang terpana dulu dengan kenyataan ini. dan saat itu, si akar masih tetap tak disebut,tak dikira. karena, sekali lagi, dia tertimbun jauh di dalam tanah. beberapa waktu kemudian, orang tersadar. digalilah akarnya, dan ternyata, AKAR ITU TELAH MEMBUSUK !!!. ya, akar itu ternyata busuk. wajarlah, jika akar busuk, buahpun akan enggan untuk keluar, daun pun akan malas untuk bersemi dan pohon itu akan tampak lemah, tak berdaya.
sahabatku semua, teristimewa, bagi yang telah lama menempuh 'jalan' yang panjang ini. seiring perjalanan waktu, peran kita mungkin saja seperti akar. semakin dituntut untuk memberikan nutrisi paling bergizi untuk dakwah ini, agar buah-buah dakwah semakin lebat, daun-daun dakwah semakin hijau meneduhkan dan pohon dakwah ini sendiri, semkin tegar dan segar. begitu banyak orang yang percaya kepada kita dalam peran kita sebagai akar ini. dan kita harus paham, layaknya akar tadi, jarang dilihat, jarang disebut, jarang 'dipuji'. saya yakin, sahabat semua telah memahami hal ini.
namun, satu hal yang kita bersama tidak ingin hal ini terjadi. seperti cerita pohon tadi, yang tiba-tiba buahnya tak lagi lebat, daunnya tak lagi hijau, pohonnya tak lagi segar. buah-buah dakwah tak lagi lebat, daun-daun dakwah tak lagi hijau dan pohon dakwah tak lagi tegar. jangan sampai hal ini terjadi, dan jika hal ini terjadi, pastilah karena AKARNYA TELAH BUSUK! KITA TELAH MEMBUSUK! jangan sampai hal ini terjadi pada diri kita. memang benar, banyak orang, banyak ikhwah yang begitu percaya pada kita, hingga begitu yakin, kita pasti menjaga diri dan tidak akan membusukkan diri kita sendiri. oleh karena itu, sahabatku semua, dalam peran apapun kita saat ini, marilah kita jaga diri kita pribadi masing-masing. ya... kita jaga diri kita masing-masing. "kuu anfusakum . . . (At Tahrim : 6). biarlah buah itu semakin lebat, daun itu semakin hijau dan pohon itu semakin tegar karena kita menjaga diri kita dan memahami peran kita.

(setelah semakin memahami, makna panjang 'perjalanan' ini --220610/16:29--)
(Norma Mukti Bimacahya,2010)

No comments:

Post a Comment