Wednesday, November 17, 2010

Berat Jadi Baik

Baik itu baik.
Buruk itu bukan berarti tidak baik. hanya, belum baik..

Nah..Dari pribadi yang belum baik untuk menjadi baik itu pastilah harus melewati sebuah proses. proses pembaikan dan perbaikan. Proses untuk menjadi baik dan untuk menjadi lebih baik.

Tapi ternyata menjadi baik itu tak semudah yang dibayangkan dan tak semudah yang diomongkan orang-orang.

Ada saja halangannya, ada saja godaannya, ada saja ujiannya.

Mulai dari jalan pembaikan yang susah dicari dan suram untuk dilihat. Yang disebabkan mungkin karena bayang2 kesenangan hari lalu saat masih belum baik selalu menggantung di pintu masuk jalan kebaikan itu. Hingga munculnya kesempatan untuk berbuat hal2 yang menjauh dari proses pembaikan diri.
Entah itu bernama kegiatan organisasi yang menyita waktu untuk mengaji.
Entah itu bernama peluang maksiat kecil2an yang melambai2 untuk dijalankan.
atau godaan2 iman lain yang lebih besar dari itu semacam harta dunia yang menyilaukan, atau bahkan pergaulan lawan jenis yang mampu menggelitik nafsu dan menggoyahkan iman.

Ternyata,
Untuk menjadi seorang mukmin yang benar2 mukmin saja begini susah dan beratnya. Ternyata...
Begitu banyak ujian yang datang. Begitu banyak kesempatan maksiat yang menyapa untuk kembali berkenalan. Ternyata...

Padahal dulu.. melihat ‘warna-warni’ dunia ini terasa biasa saja. Tapi sekarang, setelah punya niat untuk memperbaiki diri, ‘warna-warni’ itu malah jadi hiasan yang begitu menggoda dan menarik hati untuk dinikmati.. mulai dari warna-warni wanita, anak2, harta benda dan kenikmatan dunia lainnya.

Dulu.. banyak wanita cantik, artis2 cantik,
yang wajahnya cantik aduhai,
yang bodinya montok semlohai,
terlihat biasa saja dan tak ada bekasnya di hati maupun jiwa..

Tapi sekarang,
melihat wanita2 alim berjilbab yang sebenarnya secara kasat mata jelas kalah pamor dari artis2 itu, yang secara bodi, jelas g bisa dibandingkan dengan para artis manapun, (soalnya semua tertutup rapat oleh pakaian dan jilbabnya), mereka (yang berjilbab itu), ternyata..
terasa jauh lebih menggoda..! Olalaa..hmmm..

melihat cewek2 berjilbab itu, yang jalan saja begitu halus dan hati2.. (kaya macan luwe euy..!)
yang begitu sering menundukkan pandangan jika diajak bicara.
yang malu2 kalau mau menyela..

melihat yang seperti itu malah membuat hati tak karuan. (hmmmm.. -_-')

Secara kasat mata mmg biasa, tapi secara tidak kasat mata, mereka lebih ber'warna-warni' daripada artis tipi. Lha bagaimana lagi.. kalau mereka berjalan seolah-olah angin pegunungan berhembus menggoyang jilbab yang anggun terpasang. Bahkan, dibelakang mereka, seolah-olah ada selengkungan pelangi yang terus membuntuti kemanapun cewek2 berjilbab itu pergi..

Melihat yang seperti itu..? MANA TAHAAAN...?!!

Ya Alloh.. mau jadi baik aja kok beratnya kaya bgini..

Hmmm..

Belum lagi kalo ditambah khayalan bepergian bersamanya, sambil menggandeng dan menggendong anak hasil kisah cinta berdua, naik kendaraan pribadi hasil usaha berdua, bawa uang untuk belanja bersama..

Oh No..!!
ya Alloh.. jangan deh.. masak cuma sama begituan aja kalah sih.. itukan cuma daging, lemak, sama jeroan plus kotoran yang dibungkus jilbab dan pakaian.. nggak deh.. untuk sekarang nggak dulu deh..

Masa’ sih sama begituan aja, sama bayangan wanita, anak, harta benda, kendaraan, cuma kaya gitu bisa bikin iman goyah dan nafsu jadi tergoda.. masa’ perhiasan dunia yang jelas2 semu bgitu bisa menarik hatiku..?

Tapi mmg mungkin juga sih.. seperti kata di Al Quran..

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS 3:14)

Yah..kalo di Al Quran saja sudah disebutkan begitu, mau apa lagi.. anggap saja itu cobaan.. walau sebenarnya cobaan itu identik dengan kesusahan, bukan dengan kesenangan dan keindahan seperti ini.. tapi, ya sudahlah..

Dan kalau dipikir-pikir, memang benar lagi apa yang dikatakan di Al Quran..

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami Telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi? Dan Sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, Maka Sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan Sesungguhnya dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS 29:2-3)

Ayat ini begitu jelas menyebutkan bahwa orang2 yang mengaku beriman tidak akan didiamkan begitu saja dan langsung diterima keimanannya, trus masuk surga. Mereka ternyata tidak dibiarkan begitu saja, setidaknya begitulah dikatakan di Al Quran. Menurut yang di Al Quran tadi, ternyata, orang2 yang mengaku beriman tadi akan diberi ujian sebagaimana orang2 sebelumnya yang terdahulu biar Alloh tau mana orang2 yang benar keimanannya, benar niatannya, benar kesungguhannya, dan mana orang2 yang cuma berdusta, cuma ngomonk doank, dimulut iya tapi di perut tidak.

Kalau menilik dari ayat tadi, ternyata yang mengalami proses pengujian keimanan itu bukan hanya orang2 masa kini saja, pun bukan hny pd zaman Nabi saw saja. Bukan hanya manusia2 millenium ini saja, pun bukan hanya sahabat2 Nabi saw saja. Tapi, juga para pendahulu2 yang telah lebih dulu mengatakan ‘aamannaa’ sebelum kita, yaitu orang2 yang telah mengatakan‘kami beriman’ baik pada zaman Nabi Isa as, Nabi Musa as, Nabi Ibrahim as, maupun Nabi2 sebelumnya lagi..

Dan bahkan kalau dipikir2, ujian mereka, para pendahulu itu, jauuh, jauuuuh lebih berat dari ujian pada masa sekarang ini. Ujiannya macem2 pula. Ada yang disisir dengan sisir besi hingga terkelupas kulit kepalanya, ada yang tubuhnya digergaji mulai dari kepala hingga ke kaki, ada yang dibakar, ada yang direbus, ada yang digoreng, dan entah ada apalagi. Yang pasti jauh lebih ngeri dari ujian saat ini.
Kalau membayangkan ujian itu, sepertinya, umat di masa ini g bakal kuat menghadapinya. Bisa dipastikan akan ada banyak orang yang berduyun2 keluar dari keimanannya karena takut akan ancaman siksaan yang begitu dahsyatnya.

Tapi untunglah, setelah diingat2 lagi, ujian di masa sekarang ini tidak sedahsyat dan sebanyak dulu. Ujian di masa ini cuma sedikit2. Cuma sedikit takut, sedikit lapar, sedikit miskin, sedikit jumlah harta dan massa, serta sedikit makanan.

“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS 2:155)


Jadi, ujian atau cobaan terhadap orang2 yang beriman itu adalah sebuah kepastian. Kalau beriman, pasti diuji..itu pasti.. kalau g beriman, ya g diuji.. jadi kalau maunya g usah diuji ya g sah beriman..
tapi, jika merasa beriman dan dirasa hidup selama ini kok enteng2 saja, mudah2 saja, seolah2 tanpa ujian dan cobaan, hati2 saja..
bukan hidup yang akan segera berakhir, tapi malah lebih ke hidup yang sama sekali belum dimulai..

Hmmm...

Setelah dipikir2 ternyata Alloh itu mmg Yang Paling Penyayang diantara para penyayang. Dia tau bahwa umat di masa ini, keimanannya g cukup mumpuni untuk menerima ujian dan cobaan seperti tahun2 kemarin semisal pas zaman2nya Nabi Musa yang ditindas Pharao, diperbudak, anak2nya dibunuh, dan dikejar2 untuk di-genoside oleh Pharao dan tentaranya yang jumlahnya Na’udzubillah.. Membayangkannya saja merinding hati ini.

dan ternyata ujian di masa ini g harus pake mmbelah laut atau nyari ular yang sebesar anakonda untuk nandingin ular2annya para penyihir. Untung saja.
Untung saja, ujiannya cuma sedikit takut. Sedikit takut diganggu dan dihalang2i saat berangkat ngaji, sedikit kelaparan karena harta yang tak terlalu dipunyai, sedikitnya massa untuk saling menjaga dan membela diri, dan beberapa ujian2 lain yang levelnya kalau dibandingkan ujian yang sudah2 serasa cuma level easy/beginner/amateur..

Untung saja Alloh cukup tenggang rasa sama umat hari ini. Ujian yang diberikan g banyak, Cuma sedikit2. Jadi, kalau benar2 mau berusaha, aku yakin pasti ada jalannya.
Kalau pengajian dihalang2i, tinggal nyari surat keterangan dari polisi. Gak sampai digebuki dan diancam dibunuh seperti saat Nabi saw dulu.
Kalau g ada makanan atau uang, ya tinggal puasa aja atau nongkrong di depan warung sate atau warung poek we untuk menikmati harum aromanya, sambil menanti dan berdoa semoga ada teman yang pengertian mau ngajak masuk dan membayari. Atau kalau punya muka yang cukup tebal dan baju batik yang cukup layak, ya berburu aja suguhan gratis di acara mantenan..
Pokoknya. Kalo bersungguh-sungguh, pasti ada jalan deh..

Kalau dipikir2 mirip sama...

“ Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS 29:69)


Jadi, kalau mmg beriman sungguh2, pasti dan pasti deh, akan ditunjukkan jalan Alloh yang lurus ke surga..

fiuuhfhh..
Kalau begitu, mulai hari ini, aku mau bersungguh-sungguh..

Biar ditunjukkan jalan untuk menghadapi dan melewati ujian2 tadi, mulai dari khayalan cewek berjilbab, sampai kepada anak2, harta benda, kendaraan, dll..

Mulai hari ini, aku akan bersungguh-sungguh meniti jalan kebaikan ini.. menuju ridho ilahi..



(rakha lumti,2010)

Termangu..

termangu dalam malam yang bisu. begitu banyak patahan-patahan kalimat yang terombang-ambing di samudera bening di dalam mataku. di hempas gelombang yang semakin lama semakin menggila. menggelora.
entah bagaimana caranya, yang jelas aku tahu bahwa itu tengah berlaku padaku.
badai itu kembali hadir di kepalaku. membawa awan hitam yang menggantung di angkasa. bergulung-gulung menghardik cahaya. bergunung-gunung hingga ke nirwana. menutupi matahari yang sekian hari ini senantiasa bersinar berseri.

sejenak tepekur mengingat jalan dan perjalanan yang tealh kulewati selama ini. kembali bayangan gelap itu muncul di tengah kegelapan badai yang mengurung. rentetan kisah rumit yang selama ini mengisi hari-hari juga hati. setelah sekian tahun mengayuh biduk sendirian mengarungi lautan keduniawian, kini kudapati kenyataan bahwa aku ternyata masih sendiri di biduk ini. begitu banyak pendayung yang kukenal. begitu banyak pendayung yang kubayar. untuk sekadar menemaniku mengarungi muramnya hari-hari di setiap badai ini. tetapi semua hilang, semua musnah, semua lenyap, dari depan maupun belakang. sebagian meninggalkanku sendiri menyusuri tiap depa dayung yang kuhela. dan sebagian lagi kubuang dari perahuku karena ia telah melubangi kayu2 itu. tampaknya ia ingin agar aku tak sampai di pelabuhan itu..

maka, siapakah kini yang dapat menolongku..
melainkan diriku dan Tuhanku.
sudahlah. seharusnya aku mengerti.


(rakha lumti,2010)

Monday, October 25, 2010

terserah mana yang dipilih

membuka halaman demi halaman layar kehidupan yang telah tersaji ini menjadi begitu unik bila aku sudah mau sedikit dan sejenak saja menerima, merasa, memahami dan memikirkan tiap proses kejadiannya..



bahwa ternyata segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini ternyata dibuat dan diciptakan memang untukku (manusia). semua diciptakan demi pemenuhan kebutuhan, kemauan, permintaan, hasrat, dan nafsuku.. semua.. tanpa kecuali..





dan kini kusadari. ini semua, termasuk dia dan mereka, dibuat dan diciptakan hanya untuk menjadi sebuah ujian bagiku.. sebuah.. hanya sebuah..

sebuah ujian yang waktu dan soalnya tersedia selama masih ada denyut di nadi dan detak di dada..



diberi dan diujikan untuk mengetahui sedalam apa keyakinanku, seteguh apa ketaatanku, dan sebaik mana amal perbuatanku..



kuakui, kadang ada soal yang terlihat begitu mudah. dan seringnya terlihat begitu susah.

kadang ada soal yang entengnya "melecehkan" padahal sebenarnya begitu berat artinya jika mau berkontemplasi padanya..

dan sering kutemui soal yang terlihat begitu berat padahal hanya bualan kesemuan saja..



hingga kini, kusadari, bahwa semua ini, hanyalah ayat-ayat kebaikan dari Ar Rahman..

Dia tak hendak menyusahkan.. Dia tak hendak menyempitkan..

akan tetapi sebaliknya..

Dia telah memilih.. Dan menjanjikan ketinggian..



semua telah ada dan jelas. segalanya telah tersedia dan bebas.

dan kini terserah aku saja. mana yang kupilih untuk dijalani..

2:256


(rakha lumti,2010)

Friday, October 8, 2010

Benar2 berjuang..

Benar2 jihad..Hahahahahh.

Dan orang2 yang berjihad untuk mencari keridhaan Allah sungguh pasti dan pasti akan Kami tunjukkan jalan Kami..

Masya Allah..
Allah itu maha besar.. maha mengetahui.. maha penyayang.. maha luas ilmunya..
Allah itu tau mana yang terbaik untuk kita. Dan memang menyiapkan dan memberikan yang terbaik itu khusus untuk kita seorang..
Tiap hari jalan dan skenario yang kita tempuh dan jalani mmg khusus dibuat untuk kita karena itulah yang terbaik bagi kita.
Kadang yeng terbaik itu mmg tak selalu seperti yang kita minta atau yang kita harapkan..
Tapi yang terbaik itu pasti adalah perlukan untuk membaikkan diri kita.. untuk memantaskan diri kita untuk menerima yang terbaik yang memang disediakan untuk kita..

Mgkn pernah kita meminta sebuah bunga yan cantik. Tapi malah diberi setangkai kaktus..
Mgkn pernah kita meminta binatang lucu. Tapi malah diberi ulat yang berbulu..

Tapi ternyata itu sebuah pemicu.. itu sebuah jalan.. yang meminta kita untuk menitinya..
Maka, ketika kita dengan sabar merawat kaktus yang berduri itu.. kemudian akan tampak hadiah kita, permintaan kita.. sebuah bunga yang begitu indah diantara duri2nya..

Dan maka, ketika kita dengan sabar menanti dan menghidupi ulat berbulu yang hina dan menjijikkan..
Pada akhirnya dapat kita temui.. saksikan.. dan nikmati.. seekor binatang lucu yang atas Kuasa-Nya bisa terlihat begitu indah di mata kita..

Itulah cinta..
Tidak selalu sesuai aharapan..
Tidak selalu menyenangkan..
Akan tetapi.. pasti.. senantiasa berusaha membaikkan diri kita..
Itulah cinta yang sebenar2nya cinta..
Yang hanya datang dari Allah semata..

Lalu pantaskah kita menggadaikan cinta Allah hanya untuk cinta yang rapuh dan semu dari manusia yang tak pernah sempurna..?

Friday, June 25, 2010

Hari ini..

Aq akn mmulainya dg ucapan syukur dan senyuman bukan kritikan..
Akan kuhargai stiap detik, mnit, dan jam krn sdetik pun mereka tak dapat kutarik lagi..

Hari ini..
Takkan kusiasiakan, sperti waktu lalu yg tlah trbuang prcuma.

Hari ini..
takkan kuisi dg kcemasan ttg apa yg akn trjadi esok hari. Akan kupakai waktuku utk mmbuat ssuatu yg kuidamkan trjadi.

Hari ini..
Akan kuisi dg karya. Kutinggalkan angan2 yg slalu mngatakn "aq akn melakukan ssuatu jika keadaan berubah" krn jikalau keadaan tetap sama,dg kmurahanNYA aq ttap akn sukses dg apa yg ada padaku.

Hari ini..
Aq akan BERHENTI brkata "aq tidak punya waktu" krn aq tau, aq tidak prnh pny waktu utk apapun.
Jikalau aq ingin punya waktu, aq harus meluangkannya..

Hari ini..
Akan kulalui seolah hari terakhirku. Akan kulakukan yg trbaik dan takkan kutunda sampai esok.
Krn hari esok blm tentu ada..

Hari ini aq blajar lagi, utk merubah diri sendiri.

Hari ini..

Aq akn mmulainya dg ucapan syukur dan senyuman bukan kritikan..
Akan kuhargai stiap detik, mnit, dan jam krn sdetik pun mereka tak dapat kutarik lagi..

Hari ini..
Takkan kusiasiakan, sperti waktu lalu yg tlah trbuang prcuma.

Hari ini..
takkan kuisi dg kcemasan ttg apa yg akn trjadi esok hari. Akan kupakai waktuku utk mmbuat ssuatu yg kuidamkan trjadi.

Hari ini..
Akan kuisi dg karya. Kutinggalkan angan2 yg slalu mngatakn "aq akn melakukan ssuatu jika keadaan berubah" krn jikalau keadaan tetap sama,dg kmurahanNYA aq ttap akn sukses dg apa yg ada padaku.

Hari ini..
Aq akan BERHENTI brkata "aq tidak punya waktu" krn aq tau, aq tidak prnh pny waktu utk apapun.
Jikalau aq ingin punya waktu, aq harus meluangkannya..

Hari ini..
Akan kulalui seolah hari terakhirku. Akan kulakukan yg trbaik dan takkan kutunda sampai esok.
Krn hari esok blm tentu ada..

Hari ini aq blajar lagi, utk merubah diri sendiri.

Thursday, June 24, 2010

Akar

akar itu jauh tertanam di dalam tanah. semakin dalam menghujam, semakin kokoh pohonnya.
sejenak memaknai peran diri ini. banyak yang telah menyatakan, bahwa peran diri ini, saat ini adalah layaknya akar dari sebuah pohon.
akar yang tak terlihat dari luar, tapi orang yakin akan keberadaannya. akar yang tertanam dalam, tapi orang percaya akan fungsinya. akar yang mengalirkan nutrisi, akar yang menghisap air, akar yang menyerap berbagi zat gizi dari perut bumi, untuk membuat pohon itu semakin tegar dan segar, daunnya hijau merona, meneduhkan. buahnya ranum menggoda, menggairahkan. sungguh, amat baik amal si akar ini, sungguh amat mulia kerja si akar ini.
tetapi, akar harus sadar. orang-orang, jarang sekali akan menyebut kebaikannya, menyebut jasa-jasanya. karena memang, secara fisik, akar ini tertimbun tanah, tak terlihat kasat mata. memang sewajarnya, ketika orang melihat pohon, maka yang 'dipuji' adalah buahnya yang begitu banyak, daunnya yang hijau meneduhkan dan pohonnya yang segar dan tegar. ya, itulah perannya akar. banyak jasanya, namun jarang dilihat, jarang disebut, jarang dibahas tentang amal-amalnya.
akan berbeda kejadiannya, ketika tiba-tiba saja pohon itu tidak lagi berbuah banyak. pohon itu enggan berbuah. berbuah pun, bentuknya tidak sempurna. tiba-tiba saja, daunnya banyak yang menguning, tak lagi meneduhkan. bahkan, daun-daun itu rontok satu per satu. meranggaslah pohon itu. yang dilihat orang pertama kali adalah buahnya yang tidak lagi banyak, daunnya yang tidak lagi hijau dan rontok satu per satu. orang terpana dulu dengan kenyataan ini. dan saat itu, si akar masih tetap tak disebut,tak dikira. karena, sekali lagi, dia tertimbun jauh di dalam tanah. beberapa waktu kemudian, orang tersadar. digalilah akarnya, dan ternyata, AKAR ITU TELAH MEMBUSUK !!!. ya, akar itu ternyata busuk. wajarlah, jika akar busuk, buahpun akan enggan untuk keluar, daun pun akan malas untuk bersemi dan pohon itu akan tampak lemah, tak berdaya.
sahabatku semua, teristimewa, bagi yang telah lama menempuh 'jalan' yang panjang ini. seiring perjalanan waktu, peran kita mungkin saja seperti akar. semakin dituntut untuk memberikan nutrisi paling bergizi untuk dakwah ini, agar buah-buah dakwah semakin lebat, daun-daun dakwah semakin hijau meneduhkan dan pohon dakwah ini sendiri, semkin tegar dan segar. begitu banyak orang yang percaya kepada kita dalam peran kita sebagai akar ini. dan kita harus paham, layaknya akar tadi, jarang dilihat, jarang disebut, jarang 'dipuji'. saya yakin, sahabat semua telah memahami hal ini.
namun, satu hal yang kita bersama tidak ingin hal ini terjadi. seperti cerita pohon tadi, yang tiba-tiba buahnya tak lagi lebat, daunnya tak lagi hijau, pohonnya tak lagi segar. buah-buah dakwah tak lagi lebat, daun-daun dakwah tak lagi hijau dan pohon dakwah tak lagi tegar. jangan sampai hal ini terjadi, dan jika hal ini terjadi, pastilah karena AKARNYA TELAH BUSUK! KITA TELAH MEMBUSUK! jangan sampai hal ini terjadi pada diri kita. memang benar, banyak orang, banyak ikhwah yang begitu percaya pada kita, hingga begitu yakin, kita pasti menjaga diri dan tidak akan membusukkan diri kita sendiri. oleh karena itu, sahabatku semua, dalam peran apapun kita saat ini, marilah kita jaga diri kita pribadi masing-masing. ya... kita jaga diri kita masing-masing. "kuu anfusakum . . . (At Tahrim : 6). biarlah buah itu semakin lebat, daun itu semakin hijau dan pohon itu semakin tegar karena kita menjaga diri kita dan memahami peran kita.

(setelah semakin memahami, makna panjang 'perjalanan' ini --220610/16:29--)
(Norma Mukti Bimacahya,2010)

Wednesday, June 23, 2010

Wahai..

Wahai Tuhanku yg tlah aq tau dg pasti Maha Welas dan Maha Asih..
Aq mohon ampun padaMU..
Aq minta ampun padaMU..
Tuhanku..
Ampuni dosa2 dan ksalahanku..
Begitu bny dosa2ku, bgitu tinggi gunung ksalahanku, bgitu panjang daftar alpaku..
Tp mohon, kumohon,
padaMU, hanya padaMU,
dan hnya padaMU,
ampunilah aq..
Aq tak bisa apa2 tanpaMU..Maka ampuni aq..

Tuhanku..
Tolonglah hambaMU ini, sebentuk makhluk super lemah ini yg snantiasa dg bodohnya slalu menyuarakn KasihMU tp bhkn prcaya pun sbnrnya tidak..
Tolonglah aq ini..
Sungguh,
aq tau bhw Engkau lah Sang Penolong yg ssungguhnya, Sang Pemberi Selamat ssungguhnya..

Tuhanku..
Hatiku saat ini tenggelam dalam gelisah..
Jantungnya brgetar dg getaran yg mmilukan malam..
Jari2ku brgetar dg tanpa ada tanda utk sgera diam..
Tanganku tremor stadium 50 atau malah stadium tak trbatas..
Entah bgmn itu,
tp aq tau bhw yg tak trbatas itu hny DIRIMU,
ketidaktrbatasanku itu hny dan hny krn keterbatasanku..
Maka,
tolonglah aku..
Tolonglah aq dg RahmatMU..Dg KasihMU.. Dg AmpunanMU.. Dan yg trpenting adl dg RidhaMU..

Dg RidhaMU..
Hny itu..

Tuesday, June 22, 2010

Suatu Saat Ketika Piala Dunia

rajin itu pangkal pandai dan hemat itu pangkal kaya.

kalimat-kalimat ini sudah sangat tidak asing di dalam kamus saya. walaupun sudah jarang saya lihat dan saya baca pada akhir2 ini, tapi saya yakin segerombolan kata di atas begitu mudah dapat saya temukan lagi dalam ruang memori penyimpanan kosa kata saya. saya sendiri merasakan bahwa saya tak butuh waktu lama untuk mengenali, mengingat, dan membayangkan kata2 itu dan seluruh kenangan yang menjadi latar belakang dari kalimat2 tsb. bhkn hanya sekitar tiga detik setelah mendengar kalimat2 itu saya langsung terbayang buku2 pelajaran sd, ibu guru dan bapak guru yang sering mengajarkan kalimat2 itu bahkan termasuk kpd teman2 masa kecil saya yang berlatih membaca dengan kalimat2 itu. Begitu mudah dan ringannya kalimat itu hingga mungkin cukup satu neuron saja yang bekerja untuk mengingatnya.

Pertanyaanya, kenapa kalimat itu begitu mudah diingat? ada bermacam-macam sebab sebenarnya, tapi yang saya tau dan saya alami sendiri bahwa kata2 itu begitu lekat dan mudah diingat oleh saya karena segerombolan kata tersebut telah mengisi perbendaharaan kata saya sejak saya masih belajar bagaimana caranya berbicara. sejak kecil orang tua saya sudah menganjurkan untuk berhemat dan meneladankan kerajinan. ditambah lagi saat mulai menginjak bangku sekolahan, entah itu di play group, di taman kanak2 dan di sekolah dasar, saya didoktrinasi oleh guru2 saya dengan kalimat2 itu "rajin pangkal pandai dan hemat pangkal kaya". Tiap hari rasanya saya selalu dicekoki dengan kalimat2 seperti itu. padahal masa kecil adalah masa dimana daya ingat berkembang dengan sangat luar biasa pesat. jadi, tak heran jika saat ini saya masih begitu mudah mengenali kalimat2 indah tsb krn doktrin yang saya terima telah terlanjur "ngoyot" di otak saya.

akan tetapi, walaupun sama2 kenal dan ingat dengan kalimat 2 tersebut, bagaimanapun juga tetap ada perbedaan antara masa dahulu dengan sekarang. kalau dulu saat masa kecil kalimat itu benar2 menjadi doktrin, benar2 ditaati, dipatuhi, dihormati, dan dimuliakan, maka sekarang sudah agak melenceng dari pakemnya yang dulu yaitu walaupun dikenal, dihormati, dan dimuliakan, tetapi jarang untuk ditaati, dipatuhi, apalagi dikerjakan. contoh yang mudah saja, beberapa waktu yang lalu saya punya tugas untuk mempelajari sebuah materi tentang pelajaran biologi kemudian merangkum dan mengetiknya menjadi sebuah ringkasan materi. Materi itu bisa dikatakan cukup lumayan banyak dan karenanya pula imbalannya pun lumayan. Nah.. kalau berdasarkan peribahasa "rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya" di atas maka saya yang sudah tau tentang peribahasa itu seharusnya segera mempelajarinya kemudian menatap layar monitor dan menarikan jari di atas keyboard untuk segera merampungkan job itu sehingga segera memahami materi dan segera mendapat imbalannya sehingga bisa mendapat job2 yang lainnya.

Hal itu mungkin saja terjadi jika saya masih berada di masa dahulu, masa dimana saya masih menggenggam pakem peribahasa “rajin pangkal pandai hemat pangkal kaya”. tetapi, itu dulu.. padahal saat ini saya berada di masa sekarang yang notabene masa yang penuh kebebasan, reformasi, dan pemberontakan thd norma2 dan pakem2 yang ada. maka, dengan alasan kebebasan pula, saya sementara membuang "rajin pangkal pandai hemat pangkal kaya" itu dan menunda pengerjaan job saya hanya untuk menonton sebuah pertandingan sepakbola antar timnas di piala dunia.
saya tau bhw jika saya menunda pengerjaan job itu pasti akan menimbulkan efek domino yang walaupun tidak sampai menimbulkan bencana tapi pasti cukup mengganggu kenyamanan hidup saya. mungkin saja, karena menonton pertandingan bola saya jadi lelah kemudian ketiduran dan jadwal pengetikan naskah jadi molor, akibatnya menyita waktu kegiatan yang lain. Kemudian menimbulkan efek domino yang kurang bagus bagi aktivitas2 lain hingga akhirnya mengalami episode "kejar tayang" krn deadline yang sudah didepan hidung.

Akan tetapi, ternyata, walaupun saya telah tau ttg efek penundaan itu, saya tetap saja menunda pekerjaan saya hnya untuk menonton sebuah pertandingan sepakbola di pentas piala dunia. Padahal deadline pekerjaan saya itu benar2 sudah di dpn mata saya. Saya tau memang kalau dihitung2 secar logika, saya ini tolol bukan main. Hanya demi melihat permainan 22 orang memperebutkan sebuah bola mnjdkan saya rela untuk meninggalkan tugas saya yang bisa dikatakan sangat menentukan kredibilitas saya di mata orang2.

Tapi tunggu dulu, bagi saya, terkadang permainan 22 orang dg satu bola tadi mmg bisa lebih saya dahulukan daripada pekerjaan. Bhkn terkadang hny krn ingin melihat permainan satu atau dua orang saja saya bisa menunda pekerjaan. Sebenarnya tidak ada alasan khusus. Bukan apa-apa. Saya hanya ingin menonton permainan mereka saja.

Lalu, kenapa pemain bola itu lebih saya dahulukan drpd pekerjaan saya? pemain yang saya tahu dengan pasti tidak mengenal saya, yg bhkn mendengar nama saya pun belum pernah. Pantaskah ia? Saya yakin ada begitu banyak orang yang setuju dengan saya jika saya mengatakan bhw mmg tak pantas menomorduakan pekerjaan dan menomorsatukan pertandingan sepak bola. Tetapi, jika yang ditonton adalah para pejuang2 yang bertarung mati2an di atas lapangan rumput untuk memperjuangkan kehormatan dan kejayaan negaranya, memperjuangkan sebuah glory bagi negaranya, saya rela menomorduakan pekerjaan. Apalagi jika yang ditonton adalah pemain seperti Lionel Messi yang mampu meliuk-liuk sambil membawa bola dan melewati sekian banyak pemain lawan yang berusaha mati2an untuk menjegal larinya. Atau jika yang ditonton adalah pemain seperti Kaka yang begitu elegan mempertunjukkan joga bonito bersama para punggawa pemain lainnya. Atau mungkin seperti Ronaldo yang mendribble bola dengan lincah dan bertenaga melewati beberapa pemain lawan kemudian mengakhirinya dengan sebuah tendangan jarak jauh yang keras yang mampu membuat kiper tak berdaya. Dan jika mereka benar2 sedang bermain, maka saya bersedia menahan pekerjaan saya untuk menonton permainan mereka.

Bukan apa2, hanya saja saya ingin memberi penghormatan kepada mereka, kepada Messi, Ronaldo, Kaka, Torres, Rooney. kepada para pemain yang mampu mendribble bola untuk melewati sekaligus mempecundangi musuh2nya itu. Kenapa? Krn bhkn jika anda sadar, pemain yang mampu memporakporandakan pertahanan lawan lalu mencetak gol ke gawang musuhnya itu tidak hanya mempecundangi kiper dan keempat pemain belakangnya, tapi turut pula mempecundangi semua pemain lainnya, mempecundangi manajer dan seluruh officialnya, juga mempecundangi sebuah negara beserta seluruh penduduk negaranya!

Maka, jika yang bermain adalah mereka2 itu, para pejuang yang sedang memperjuangkan kehormatan dan kejayaan negaranya, maka saya dengan senang hati menunda pekerjaan saya untuk menonton mereka bermain bola sebagai bentuk penghormatan saya kepada pahlawan2 bangsa tersebut..

(rakha lumti,2010)

Monday, May 10, 2010

sebuah motivasi diri

Jika anda sedang benar, jangan terlalu berani dan
bila anda sedang takut, jangan terlalu takut.
Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan anda

Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita
adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba
itulah kita menemukan dan belajar membangun
kesempatan untuk berhasil

Anda hanya dekat dengan mereka yang anda
sukai. Dan seringkali anda menghindari orang
yang tidak anda sukai, padahal dari dialah
Anda akan mengenal sudut pandang yang baru

Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi
pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus
belajar, akan menjadi pemilik masa depan

Tinggalkanlah kesenangan yang menghalangi pencapaian kecemerlangan hidup yang di idamkan. Dan berhati-hatilah, karena beberapa
kesenangan adalah cara gembira menuju
kegagalan

Jangan menolak perubahan hanya karena anda takut kehilangan yang telah dimiliki, karena dengannya anda merendahkan nilai yang bisa anda capai melalui perubahan itu. Anda tidak akan berhasil menjadi pribadi baru bila
anda berkeras untuk mempertahankan cara-cara
lama anda. Anda akan disebut baru, hanya bila
cara-cara anda baru

Ketepatan sikap adalah dasar semua ketepatan.
Tidak ada penghalang keberhasilan bila sikap
anda tepat, dan tidak ada yang bisa menolong
bila sikap anda salah

Orang lanjut usia yang berorientasi pada
kesempatan adalah orang muda yang tidak
pernah menua ; tetapi pemuda yang berorientasi
pada keamanan, telah menua sejak muda

Hanya orang takut yang bisa berani, karena
keberanian adalah melakukan sesuatu yang
ditakutinya. Maka, bila merasa takut, anda akan
punya kesempatan untuk bersikap berani

Kekuatan terbesar yang mampu mengalahkan
stress adalah kemampuan memilih pikiran yang
tepat. Anda akan menjadi lebih damai bila yang
anda pikirkan adalah jalan keluar masalah.

Jangan pernah merobohkan pagar tanpa mengetahui
mengapa didirikan. Jangan pernah mengabaikan
tuntunan kebaikan tanpa mengetahui keburukan
yang kemudian anda dapat

Seseorang yang menolak memperbarui cara-cara
kerjanya yang tidak lagi menghasilkan, berlaku
seperti orang yang terus memeras jerami untuk
mendapatkan santan

Bila anda belum menemukan pekerjaan yang sesuai
dengan bakat anda, bakatilah apapun pekerjaan
anda sekarang. Anda akan tampil secemerlang
yang berbakat

Kita lebih menghormati orang miskin yang berani
daripada orang kaya yang penakut. Karena
sebetulnya telah jelas perbedaan kualitas masa
depan yang akan mereka capai

Jika kita hanya mengerjakan yang sudah kita
ketahui, kapankah kita akan mendapat
pengetahuan yang baru ? Melakukan yang belum
kita ketahui adalah pintu menuju pengetahuan

Jangan hanya menghindari yang tidak mungkin.
Dengan mencoba sesuatu yang tidak
mungkin,anda akan bisa mencapai yang terbaik
dari yang mungkin anda capai.

Salah satu pengkerdilan terkejam dalam hidup
adalah membiarkan pikiran yang cemerlang
menjadi budak bagi tubuh yang malas, yang
mendahulukan istirahat sebelum lelah.

Bila anda mencari uang, anda akan dipaksa
mengupayakan pelayanan yang terbaik.
Tetapi jika anda mengutamakan pelayanan yang
baik, maka andalah yang akan dicari uang

Waktu ,mengubah semua hal, kecuali kita. Kita
mungkin menua dengan berjalanannya waktu,
tetapi belum tentu membijak. Kita-lah yang harus
mengubah diri kita sendiri

Semua waktu adalah waktu yang tepat untuk
melakukan sesuatu yang baik. Jangan menjadi
orang tua yang masih melakukan sesuatu yang
seharusnya dilakukan saat muda.

Tidak ada harga atas waktu, tapi waktu sangat
berharga. Memilik waktu tidak menjadikan kita
kaya, tetapi menggunakannya dengan baik
adalah sumber dari semua kekayaan