Wednesday, November 17, 2010

Termangu..

termangu dalam malam yang bisu. begitu banyak patahan-patahan kalimat yang terombang-ambing di samudera bening di dalam mataku. di hempas gelombang yang semakin lama semakin menggila. menggelora.
entah bagaimana caranya, yang jelas aku tahu bahwa itu tengah berlaku padaku.
badai itu kembali hadir di kepalaku. membawa awan hitam yang menggantung di angkasa. bergulung-gulung menghardik cahaya. bergunung-gunung hingga ke nirwana. menutupi matahari yang sekian hari ini senantiasa bersinar berseri.

sejenak tepekur mengingat jalan dan perjalanan yang tealh kulewati selama ini. kembali bayangan gelap itu muncul di tengah kegelapan badai yang mengurung. rentetan kisah rumit yang selama ini mengisi hari-hari juga hati. setelah sekian tahun mengayuh biduk sendirian mengarungi lautan keduniawian, kini kudapati kenyataan bahwa aku ternyata masih sendiri di biduk ini. begitu banyak pendayung yang kukenal. begitu banyak pendayung yang kubayar. untuk sekadar menemaniku mengarungi muramnya hari-hari di setiap badai ini. tetapi semua hilang, semua musnah, semua lenyap, dari depan maupun belakang. sebagian meninggalkanku sendiri menyusuri tiap depa dayung yang kuhela. dan sebagian lagi kubuang dari perahuku karena ia telah melubangi kayu2 itu. tampaknya ia ingin agar aku tak sampai di pelabuhan itu..

maka, siapakah kini yang dapat menolongku..
melainkan diriku dan Tuhanku.
sudahlah. seharusnya aku mengerti.


(rakha lumti,2010)

No comments:

Post a Comment