Friday, February 22, 2013

Keajaiban Dunia Terbaru dan Tertua: rezeki


Hampir semua orang ketika ditanya tentang keajaiban dunia pasti akan menjawab: borobudur, ka’bah, taj mahal, tembok besar dan sederet bangunan fenomenal lain yang menjadi simbol keagungan dan kejayaan peradaban masa silam. 

Tidak ada yang menyalahkan apalagi menyangkal dengan jawaban-jawaban itu, tapi saya ingin mengajak untuk memandang fenomena-fenomena lain yang sangat bisa menjadi kandidat keajaiban dunia selain keajaiban yang telah diakui saat ini. Kandidat-kandidat ini sangat sering kita temui, tapi selayaknya sesuatu yang sering kita lihat, sering pula kita abaikan dan lupakan. Salah satu fenomena yang saya rasa sangat pantas untuk dijadikan kandidat keajaiban dunia adalah keajaiban rezeki. Ya, rezeki.

Kita semua pasti pernah melihat tukang tambal ban. Di kala sendirian menunggu datangnya pasien ban bocor, para tukang tambal ban itu ya hanya duduk menanti di tepi jalan. Tidak berbuat apa-apa kecuali sekadar menghabiskan waktu luang dengan rokok batangan atau membersihkan bengkelnya atau malah ya tidak berbuat apa-apa. Tapi meski begitu ternyata pasti ada orang yang datang kepada mereka untuk menambal ban atau sekadar untuk membeli angin. Hal itulah yang mereka jalani setiap harinya yaitu menunggu, menambal ban, dan menunggu lagi. Tapi ternyata “kemalasan” mereka itu bisa membiayai kehidupan mereka sehari-hari karena nyatanya diantara penambal ban itu seringkali ada yang telah menjalani profesi itu selama belasan bahkan puluhan tahun. Itu menjadi bukti bahwa memang rezeki mereka itu dicukupi dari itu.

Di antara para pengendara motor, saya rasa tak ada satupun yang menyengaja untuk melubangi dan membocorkan bannya hanya untuk mampir kepada salah satu tukang tambal ban untuk kemudian memberinya sekadar uang sebagai balas jasa. Tidak, tidak ada manusia yang merencanakan. Semua berjalan begitu saja. Kecuali bila tukang tambal bannya seorang gadis muda cantik belia yang pastinya akan sangat langka kita temui sebagai tukang tambal ban. Hal ini menambah bukti bahwa pertemuan antara penjual jasa tambal ban dan pembelinya ada tanpa direncana, tapi meski begitu ternyata pertemuan itu tetap terjadi, setiap hari!

Inilah keajaiban rezeki. Tanpa direncana, tanpa kita mampu merekayasa. Ternyata selalu ada rezeki bagi kita. Yang cukup jumlahnya dan ada-ada saja bentuknya.

No comments:

Post a Comment