Hampir semua orang ketika ditanya tentang keajaiban dunia
pasti akan menjawab: borobudur, ka’bah, taj mahal, tembok besar dan sederet
bangunan fenomenal lain yang menjadi simbol keagungan dan kejayaan peradaban
masa silam.
Tidak ada yang menyalahkan apalagi menyangkal dengan
jawaban-jawaban itu, tapi saya ingin mengajak untuk memandang fenomena-fenomena
lain yang sangat bisa menjadi kandidat keajaiban dunia selain keajaiban yang
telah diakui saat ini. Kandidat-kandidat ini sangat sering kita temui, tapi
selayaknya sesuatu yang sering kita lihat, sering pula kita abaikan dan
lupakan. Salah satu fenomena yang saya rasa sangat pantas untuk
dijadikan kandidat keajaiban dunia adalah keajaiban rezeki. Ya, rezeki.
Kita semua pasti pernah melihat tukang tambal ban. Di kala
sendirian menunggu datangnya pasien ban bocor, para tukang tambal ban itu ya
hanya duduk menanti di tepi jalan. Tidak berbuat apa-apa kecuali sekadar
menghabiskan waktu luang dengan rokok batangan atau membersihkan bengkelnya
atau malah ya tidak berbuat apa-apa. Tapi meski begitu ternyata pasti ada orang
yang datang kepada mereka untuk menambal ban atau sekadar untuk membeli angin.
Hal itulah yang mereka jalani setiap harinya yaitu menunggu, menambal ban, dan
menunggu lagi. Tapi ternyata “kemalasan” mereka itu bisa membiayai kehidupan
mereka sehari-hari karena nyatanya diantara penambal ban itu seringkali ada
yang telah menjalani profesi itu selama belasan bahkan puluhan tahun. Itu
menjadi bukti bahwa memang rezeki mereka itu dicukupi dari itu.
Di antara para pengendara motor, saya rasa tak ada satupun
yang menyengaja untuk melubangi dan membocorkan bannya hanya untuk mampir
kepada salah satu tukang tambal ban untuk kemudian memberinya sekadar uang
sebagai balas jasa. Tidak, tidak ada manusia yang merencanakan. Semua berjalan
begitu saja. Kecuali bila tukang tambal bannya seorang gadis muda cantik belia
yang pastinya akan sangat langka kita temui sebagai tukang tambal ban. Hal ini
menambah bukti bahwa pertemuan antara penjual jasa tambal ban dan pembelinya
ada tanpa direncana, tapi meski begitu ternyata pertemuan itu tetap terjadi,
setiap hari!
No comments:
Post a Comment